Palangka Raya – Wakil Bupati Barito Selatan, Khristianto Yudha, menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Barito Selatan dalam percepatan penurunan stunting. Hal itu disampaikannya saat menghadiri evaluasi percepatan penurunan stunting se-Kalimantan Tengah di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya, Selasa (30/9/2025).
Dalam paparannya, Khristianto menyebut Pemkab Barsel terus bersinergi dalam pencegahan serta penanganan stunting dengan melibatkan semua pihak.
“Semua ini dilakukan dengan tujuan mulia, yakni mewujudkan Barito Selatan yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus,” ujarnya.
Menurutnya, komitmen tersebut tidak hanya sebatas tekad, tetapi sudah dituangkan dalam berbagai regulasi. Mulai dari Peraturan Bupati tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Penurunan Stunting, hingga Keputusan Bupati yang menetapkan desa lokus intervensi serta Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Khristianto juga memaparkan sejumlah capaian program esensial di Barsel. Beberapa indikator bahkan sudah melampaui target nasional, di antaranya cakupan remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) mencapai 88,54 persen dari target 58 persen, cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah pada pasangan usia subur sudah 100 persen, serta penanganan balita gizi buruk tercapai sesuai program.
Meski begitu, ia mengakui masih ada indikator yang perlu perhatian serius. Layanan pemeriksaan anemia pada remaja putri baru 20,86 persen, cakupan bantuan tunai bersyarat untuk keluarga miskin baru 20 persen, serta cakupan imunisasi lengkap pada balita baru mencapai 50 persen.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk bergerak lebih cepat dan tepat sasaran,” tegasnya.
Untuk tahun 2025, Pemkab Barsel mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 38,7 miliar melalui 11 Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Anggaran tersebut difokuskan pada intervensi spesifik (gizi dan kesehatan) serta sensitif (air bersih, sanitasi, dan pemberdayaan ekonomi).
Selain itu, dunia usaha juga turut berperan. PT Adaro Indonesia dan mitranya mendukung program Zero New Cases Stunting melalui bantuan makanan tambahan senilai Rp 655 juta pada 2024 dan Rp 568 juta pada 2025.
“Sinergi Pentahelix antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan media adalah kunci keberhasilan kita,” kata Khristianto.
Sejumlah inovasi juga dijalankan Pemkab Barsel, antara lain PISTON (Pelayanan Interaktif Sedot Tinja Berbasis Online) dari Dinas PUPR, Program GenRe Penting (Generasi Berencana Peduli Stunting), Bazar Pangan Murah dan Rumah Pangan B2SA oleh Dinas Ketahanan Pangan, serta pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk pemanfaatan pekarangan sebagai sumber gizi keluarga.
Khristianto menegaskan, upaya penurunan stunting merupakan proses jangka panjang yang membutuhkan konsistensi dan kolaborasi.
“Mari kita jadikan momentum evaluasi ini sebagai batu loncatan untuk memperkuat langkah ke depan. Perbaiki yang masih kurang, tingkatkan yang sudah baik, dan perluas jangkauan layanan hingga ke pelosok desa,” pungkasnya. (Mas Har)






